KAMIS
lalu, saya tertarik dengan sebuah berita di halaman 26 Pro Rokan Hilir.
Judulnya: Gali Sektor Wisata untuk Menambah Pendapatan. Yang komentar Pak
Bupati H Suyatno. Katanya; Sektor kepariwisataan tidak kalah menariknya dengan
sektor lain untuk menambah pendapatan daerah. Setiap tahunnya ribuan orang
wisatawan dari berbagai mancanegara datang berkunjung.
Itu benar pak bupati. Sektor pariwisata itu
bukan hanya tidak kalah menarik. Tapi sangat menarik. Karena menarik, saya
saran jangan jadikan sektor pariwisata sebagai penambah pendapatan daerah. Jadikan
sektor pariwisata itu penyumbang PAD terbesar. Bukan sebagai penambah.
Yaaa…biar serius menggarapnya Pak Bupati.
Saya sangat yakin dan kita bisa menjadikan
sektor pariwisata sebagai andalan utama di Rokan Hilir. Rokan Hilir punya
kebanggaan. Banyak yang bisa dijual. Nama Bagansiapi-Api sudah melegenda. Dulu
kota ini terkenal sebagai penghasil ikan terpenting, sehingga dijuluki sebagai
kota ikan. Surat kabar De Indische Mercuur menulis bahwa pada tahun
1928, Bagansiapi-Api adalah kota penghasil ikan terbesar kedua di dunia setelah
kota Bergen di Norwegia.
Saya setuju dengan Pak Bupati. Memang, pembenahan
infrastruktur jalan akan mendongkrak pariwisata. Accessibility. Orang
mau datang ke suatu tempat wisata kalau ada transportasinya. Tersedia
pesawatnya. Ada kapalnya. Ada petanya. Ada pelabuhannya. Ada stasiunnya. Ada bandaranya.
Bagus jalannya. Ini hanya yang penting. Kalau semua ini tersedia, tempat wisata
tak akan mati.
Bagansiapi-Api dapat diakses dari Pekanbaru lewat jalur darat. Perlu 6-7 jam perjalanan dengan jarak
tempuh +/- 350 km. Sementara dari Medan, diperlukan 10-12
jam perjalanan darat melalui Lintas
Timur Sumatera. Dari Kota Dumai hanya perlu waktu
tempuh 2-3 jam melalui jalan darat. Makanya, tol Pekanbaru-Dumai sangat penting
segera diwujudkan. Kalau tidak, buat bandara di Bagansiapi-Api. Orang pergi
wisata untuk senang-senang, bukan untuk bercapek-capek.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar