Total Tayangan Halaman

Selasa, 19 Maret 2019

Pariwisata itu Investasi



BAPAK Gubernur, bupati, wali kota, ketua DPRD provinsi dan kabupaten. Pak Kadis Pariwisata, bapak-bapak dan ibu semua yang saya hormati. Seperti saya katakan sebelumnya, pariwisata itu bisnis yang nyaris tak ada matinya. Selagi orang ingin bepergian, saat itu pula pariwisata akan tetap hidup. Yang bisa mati itu tempat wisatanya. Apalagi kalau dibiarkan begitu saja tanpa ada pembaharuan. Tanpa investasi.
      Ya, investasi. Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan.
      Seperti apa investasinya? Investasi utamanya adalah accessibility. Orang mau datang ke suatu tempat wisata kalau ada transportasinya. Tersedia pesawatnya. Ada kapalnya. Ada petanya. Ada pelabuhannya. Ada stasiunnya. Ada bandaranya. Bagus jalannya. Ini hanya yang penting. Kalau semua ini tersedia, tempat wisata tak akan mati.
      Cina salah satu negara yang serius dalam investasi pariwisata. Bulan lalu saya ke Jiuzhaigou, Chengdu, Cina. Kotanya kecil. Diapit gunung-gunung. Jiuzhaigou adalah taman nasional suaka alam di Sichuan. Tepatnya di Nanping, sekitar 450 km arah utara dari Kota Chengdu. Dalam satu hari, turis yang masuk ke kota ini sekitar 7.000 orang dari berbagai penjuru dunia. Tujuan utamanya adalah Jiuzhuai Valley National Park.
       Cina membangun akses jalan yang lebar menuju taman nasional. Sampai ke puncak gunung, ada jalan beraspal. Tersedia ratusan bus untuk antar jemput turis. Yang dilihat cuma danau. Terus, air terjun. Tapi, fasilitas benar-benar dilengkapi. Di tepi danau dibangun track atau jalan kecil dari kayu. Kebersihan dijaga. Toilet banyak tersedia.
      Kita juga bisa seperti Cina. Perlu keberanian berinvestasi. Kalau pemerintah, tentunya bisa investasi dengan membangun jalan yang mulus. Atau membuka jalan agar lebih dekat ke suatu tempat wisata. Kalau akses sudah tersedia, tinggal pembenahan di lokasi wisatanya. Pembenahan fasilitas dan pembenahan sumber daya manusia di lokasi wisata.
      Pak Gubernur, pak Bupati, bapak-bapak di DPRD dan semua pejabat terkait harus bisa mengubah pola pikir dalam pembangunan. Kalau mau wisata maju, pembangunan infrastruktur jalan harus diutamakan. Jalan bisa membuka semuanya. Bisa dinikmati bersama. Kalau kita sudah seayun sejalan, saya yakin wisata jadi andalan kita kedepannya. Ayo…kita bisa.(*)

Tidak ada komentar:

Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang

DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...