Total Tayangan Halaman

Rabu, 27 Maret 2019

Gulai Patin


BAPAK Gubernur, bupati, wali kota, ketua DPRD provinsi dan kabupaten. Pak Kadis Pariwisata, bapak-bapak dan ibu semua yang saya hormati. Beberapa hari lalu saya kedatangan tamu. Mereka dari Jakarta. Punya bisnis di Kota Pekanbaru. Usai bincang-bincang bisnis, salah satu dari mereka bertanya tentang makan khas Riau.
     “Saya pingin lho Pak nyicipi makanan khas Riau. Bisa ditunjukin ndak di mana saja orang-orang menjualnya. Atau ada ndak kawasan khusus yang menjualnya. Kalau perlu kami juga akan sajikan di tempat usaha sebagai sajian untuk tamu yang datang,” katanya.
     Apakah hanya sekedar basa-basi, atau mereka benar-benar tidak tahu dengan makanan khas Riau. Kalau basa basi, ya no problem-lah. Tapi kalau tidak tahu, harus dicari akar permasalahannya. Bisa jadi salah satu akar masalahnya adalah tidak terpromosinya dengan baik ke dunia luar.
     Hmmm…padahal di tempat kita ini ada ikan patin. Itu khas dari Riau. Sodap benar. Lamak bana, kata orang Minang. Bisa dalam bentuk asam pedas atau gulai. Bisa juga dijadikan oleh-oleh yang sudah jadi salai. Ada juga asam pedas baung, ikan silais asap, roti canai dan beragam makanan lain.(*)

Tidak ada komentar:

Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang

DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...