BAPAK
Gubernur, bupati, wali kota, ketua DPRD provinsi dan kabupaten. Pak Kadis
Pariwisata, bapak-bapak dan ibu semua yang saya hormati. Beberapa hari lalu
saya kedatangan tamu. Mereka dari Jakarta. Punya bisnis di Kota Pekanbaru. Usai
bincang-bincang bisnis, salah satu dari mereka bertanya tentang makan khas
Riau.
“Saya pingin lho Pak nyicipi makanan khas
Riau. Bisa ditunjukin ndak di mana saja orang-orang menjualnya. Atau ada ndak
kawasan khusus yang menjualnya. Kalau perlu kami juga akan sajikan di tempat
usaha sebagai sajian untuk tamu yang datang,” katanya.
Apakah hanya sekedar basa-basi, atau
mereka benar-benar tidak tahu dengan makanan khas Riau. Kalau basa basi, ya no problem-lah. Tapi kalau tidak tahu,
harus dicari akar permasalahannya. Bisa jadi salah satu akar masalahnya adalah
tidak terpromosinya dengan baik ke dunia luar.
Hmmm…padahal di tempat kita ini ada ikan
patin. Itu khas dari Riau. Sodap
benar. Lamak bana, kata orang Minang.
Bisa dalam bentuk asam pedas atau gulai. Bisa juga dijadikan oleh-oleh yang
sudah jadi salai. Ada juga asam pedas baung, ikan silais asap, roti canai dan
beragam makanan lain.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar