Total Tayangan Halaman

Rabu, 20 Maret 2019

Fokus Destinasi Utama


BAPAK Gubernur, bupati, wali kota, ketua DPRD provinsi dan kabupaten. Pak Kadis Pariwisata, bapak-bapak dan ibu semua yang saya hormati. Ingin wisatawan datang lebih banyak ke Riau, kuncinya harus fokus pada satu destinasi. Harus ada satu destinasi wisata utama. Cakupannya tentu destinasi yang belum dimiliki daerah lain. Yang indah. Yang aneh. Yang langka dan yang mudah aksesnya.
      Berikutnya, destinasi itu dikeroyok ramai-ramai. Pemerintah menyediakan infrastruktur. Terutama accessibility. Jalan. Dibangun yang cantik. Yang lebar. Dibuat jalan tembus. Pokoknya, jalannya harus bagus. Nggak rugi kok pemerintah buat jalan bagus. Rakyat senang, pahala pun dapat. Amal jariyah.
      Jalan tersedia, berikutnya infrastruktur pendukung bisa dibangun perusahaan-perusahaan yang ingin membangun image-nya. Banyak kok perusahaan yang mau branding produknya di lokasi wisata. Banyak perusahaan yang mau bangun tempat duduk. Bikin tugu. Buat gazebo. Makin mudah orang datang, makin tinggi daya kunjungnya. Maka, makin banyak pula yang mau promosi di lokasi wisata tersebut.
      Begitu satu destinasi ini terkenal, ini akan berefek ke tempat-tempat lainnya. Kita bisa menjual destinasi lainnya di provinsi ini. Bali, siapa sih yang tidak kenal. Dulu kan pertama sekali hanya menjual Pantai Kuta. Orang datang ke pulau ini hanya sekedar mau berjemur di pasir pantainya yang putih. Lalu ada yang sekedar cuci mata.
      Begitu Pantai Kuta terkenal, Bali pun jadi mudah menjual yang lain. Yang pertama dapat imbas positifnya tentunya di sekitaran pantainya. Naik ke darat, lalu ke sungai, ke danau sampai ke gunungnya. Semuanya pun mudah menjual. Ada paket budaya. Paket kerajinan. Pokoknya sangat mudahlah langkah berikutnya.
      Dalam penentuan destinasi utama, ego sektoral daerah lain harus dikesampingkan. Pokoknya, ada yang dijual ke dunia luar sesuatu yang wah…sesuatu yang tidak dimiliki daerah lain. Satu suara untuk ke luar. Libatkan semua unsur daerah. Jangan takut uang keluar. Jangan takut berinvestasi. Kita bisa untuk semua itu.(*)

Tidak ada komentar:

Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang

DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...