Kami, Syamsuar dan Edy Nasution...
Tak hendak menjadi penguasa dan tukang perintah
Kami hendak menjadi pelayan dan pembela warga Riau yang susah
Yang menjadi korban dampak dari kemajuan di sekelilingnya
Atau yang masih terpuruk dan tertinggal
BAIT-bait kata di atas benar-benar telah menggetarkan hati. Dalam video berdurasi 1 menit ini, sempena hari raya Idul Fitri, Syamsuar menyampaikan isi hati dan janjinya. Kini, berkat keriusan, tekun dan kerja keras, Drs H Syamsuar MSi-Brigjend (Purn) Edy Natar Nasution setapak lagi akan menjadi pelayan dan pembela warga Riau.
Kerja keras yang dilakukan, telah mengantarkan Syamsuar-Edy Nasution menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Riau terpilih. Berupaya maksimal sebagai bentuk ikhtiar yang diiringi dengan doa. Kunci utama semuanya tentunya keridhoaan Allah. Hasil akhirnya ada di tangan-Nya.
Sejak dimulainya kampanye sesuai zona yang ditentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau, tanggal 15 Februari hingga 23 Juni 2018, pasangan Syamsuar dan Edy Nasution sudah melaksanakan kampanye sesuai permintaan masyarakat sebanyak 276 titik di 12 kabupaten/kota di Riau. 128 hari masa kampanye, benar-benar dimanfaatkan pasangan Syamsuar-Edy untuk terjun ke tengah-tengah masyarakat. Kalau dirata-ratakan seluruh hari itu digunakan untuk kampanye, Syamsuar-Edy dalam satu hari mengunjungi dua lokasi.
“Turun ke lapangan ini benar-benar menyerap aspirasi masyarakat. Mereka banyak berkeluhkesah. Tujuan utama masyarakat bagaimana mereka bisa menikmati pembangunan Riau. Ingin Riau lebih maju,” kata Syamsuar dalam sebuah kesempatan di Siak Sriindrapura.
Menurut Syamsuar, ingin berhasil harus kerja keras. Tapi hasil akhir tetap di tangan Allah. Meminta yang terbaik kepada Allah. Berdoa dan didoakan. “Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Riau,” kata Syamsuar.
Kekuatan doa banyak pihak telah mengantarkan pasangan ini memimpin Riau lima tahun mendatang. Banyak cerita-cerita menarik di kalangan pemilih usai mencoblos. Ada yang mengaku awalnya mencoblos nomor lain, di saat akan melobangi surat suara, hati langsung cenderung ke nomor 1. “Allah maha menggerakkan isi hati,” ujar Syamsuar.
Dikenal sebagai sosok yang tegas, jujur dan santun, Drs H Syamsuar MSi memulai karirnya sebagai seorang PNS di Kabupaten Bengkalis. Selain sudah malang melintang di Kabupaten Siak, pada 2009 Syamsuar juga dipercaya memimpin kabupaten baru. Mendagri melantik Syamsuar sebagai Plt Bupati Meranti saat baru dimekarkan.
Dengan fasilitas apa adanya (Kantor Bupati menggunakan Kantor Camat Tebing Tinggi Selatpanjang) Syamsuar menahkodai kabupaten paling bungsu di Provinsi Riau. Jerih payah yang didukung perangkat pemerintahan akhirnya menampakkan keberhasilan-keberhasilan yang ditinggalkan dan kemajuan yang diberikan bagi masyarakat Meranti, walaupun pada waktu itu hanya sebagai Plt saja. Pada tahun 2011, Syamsuar kembali memulai karirnya untuk berpolitik dan berhasil menjadi Bupati Kabupaten Siak.
Selama menjabat sebagai Bupati Siak, banyak keberhasilan yang diraih bersama wakilnya Alfedri. Hubungan yang harmonis dan berkat kesungguh-sungguhannya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Negeri Istana, ratusan prestasi dan penghargaan telah diterima Syamsuar dari pemerintah pusat, provinsi serta pihak-pihak lainnya.
Masyarakat di Kabupaten Siak sudah merasakan langsung hasil pembangunan, mulai dari
pembangunan jalan poros desa, jembatan, listrik, Waterfront City Sungai Jantan hingga proyek strategis nasional KITB. Sekolah, madrasah dan pondok pesantren dibangun. Termasuk MAN IC Siak, Gontor 14 di Sungai Mandau serta Akademi Komunitas Negeri. Juga ada program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) pada 2018. 4.000 hektare lahan dibagikan kepada masyarakat penerima manfaat TORA.
Tentu saja menjadi kebanggaan serta dapat diacungi jempol. Tak percaya, jalan-jalanlah ke Kota Siak Sriindrapura. Nikmati kebersihan dan keasrian kotanya. Sejarah tetap dijaga, modernisasi berkelanjutan.
Seperti yang dikatakan Syamsuar, pembangunan yang telah dilaksanakan Pemkab Siak dengan DPRD didukung seluruh lapisan masyarakat, secara umum telah menunjukan peningkatan. "Berbagai capaian pembangunan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Tentu, tanpa dukungan dari masyarakat Siak, mustahil semua ini bisa terwujud," katanya.
Dijelaskannya, program-program pembangunan dan event-event daerah, baik yang berskala lokal, nasional maupun internasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadikan Kabupaten Siak sebagai pusat budaya Melayu di Indonesia.
Soal zakat, Siak juga nomor satu. Sepanjang tahun 2017, Baznas Siak telah mengumpulkan Rp12 miliar dari dana zakat, dan telah didistribusikan kepada para mustahiq. Sejak 2011 hingga 2017, total zakat terkumpul Rp51.450.000.000. Telah didistribusikan dalam periode tersebut sebesar Rp49.350.000.000, dengan jumlah mustahik konsumtif yang dibantu sebanyak 30.126 orang, dan mustahik produktif sebanyak 3.719 orang.
Syamsuar mengatakan, zakat bukan hanya sekedar pilar dalam agama, melainkan dijadikan Allah sebagai identitas muslim yang apabila tidak ditunaikan, maka seseorang belum dapat disebut sebagai muslim yang bersaudara dengan muslim lainnya. “Oleh karena itu zakat adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah. Semua tanaman dan buah-buahan yang tumbuh di atas bumi ini, merupakan hasil ciptaan Allah semata-mata,” kata Syamsuar.
Semua cerita sukses Syamsuar selama memimpin Siak, ditunggu masyarakat Riau. Riau lebih baik, itulah harapannya. Harmonisasi hubungan antara Gubernur dan wakil juga hendaknya seharmonis Syamsuar-Alfedri. “Kami mohon dukungan dan doa segenap masyarakat Riau. Doakan kami sehat dan terus bisa mewujudkan Riau lebih baik,’’ tutupnya.(mhd nazir fahmi)
Tak hendak menjadi penguasa dan tukang perintah
Kami hendak menjadi pelayan dan pembela warga Riau yang susah
Yang menjadi korban dampak dari kemajuan di sekelilingnya
Atau yang masih terpuruk dan tertinggal
BAIT-bait kata di atas benar-benar telah menggetarkan hati. Dalam video berdurasi 1 menit ini, sempena hari raya Idul Fitri, Syamsuar menyampaikan isi hati dan janjinya. Kini, berkat keriusan, tekun dan kerja keras, Drs H Syamsuar MSi-Brigjend (Purn) Edy Natar Nasution setapak lagi akan menjadi pelayan dan pembela warga Riau.
Kerja keras yang dilakukan, telah mengantarkan Syamsuar-Edy Nasution menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Riau terpilih. Berupaya maksimal sebagai bentuk ikhtiar yang diiringi dengan doa. Kunci utama semuanya tentunya keridhoaan Allah. Hasil akhirnya ada di tangan-Nya.
Sejak dimulainya kampanye sesuai zona yang ditentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau, tanggal 15 Februari hingga 23 Juni 2018, pasangan Syamsuar dan Edy Nasution sudah melaksanakan kampanye sesuai permintaan masyarakat sebanyak 276 titik di 12 kabupaten/kota di Riau. 128 hari masa kampanye, benar-benar dimanfaatkan pasangan Syamsuar-Edy untuk terjun ke tengah-tengah masyarakat. Kalau dirata-ratakan seluruh hari itu digunakan untuk kampanye, Syamsuar-Edy dalam satu hari mengunjungi dua lokasi.
“Turun ke lapangan ini benar-benar menyerap aspirasi masyarakat. Mereka banyak berkeluhkesah. Tujuan utama masyarakat bagaimana mereka bisa menikmati pembangunan Riau. Ingin Riau lebih maju,” kata Syamsuar dalam sebuah kesempatan di Siak Sriindrapura.
Menurut Syamsuar, ingin berhasil harus kerja keras. Tapi hasil akhir tetap di tangan Allah. Meminta yang terbaik kepada Allah. Berdoa dan didoakan. “Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Riau,” kata Syamsuar.
Kekuatan doa banyak pihak telah mengantarkan pasangan ini memimpin Riau lima tahun mendatang. Banyak cerita-cerita menarik di kalangan pemilih usai mencoblos. Ada yang mengaku awalnya mencoblos nomor lain, di saat akan melobangi surat suara, hati langsung cenderung ke nomor 1. “Allah maha menggerakkan isi hati,” ujar Syamsuar.
Dikenal sebagai sosok yang tegas, jujur dan santun, Drs H Syamsuar MSi memulai karirnya sebagai seorang PNS di Kabupaten Bengkalis. Selain sudah malang melintang di Kabupaten Siak, pada 2009 Syamsuar juga dipercaya memimpin kabupaten baru. Mendagri melantik Syamsuar sebagai Plt Bupati Meranti saat baru dimekarkan.
Dengan fasilitas apa adanya (Kantor Bupati menggunakan Kantor Camat Tebing Tinggi Selatpanjang) Syamsuar menahkodai kabupaten paling bungsu di Provinsi Riau. Jerih payah yang didukung perangkat pemerintahan akhirnya menampakkan keberhasilan-keberhasilan yang ditinggalkan dan kemajuan yang diberikan bagi masyarakat Meranti, walaupun pada waktu itu hanya sebagai Plt saja. Pada tahun 2011, Syamsuar kembali memulai karirnya untuk berpolitik dan berhasil menjadi Bupati Kabupaten Siak.
Selama menjabat sebagai Bupati Siak, banyak keberhasilan yang diraih bersama wakilnya Alfedri. Hubungan yang harmonis dan berkat kesungguh-sungguhannya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Negeri Istana, ratusan prestasi dan penghargaan telah diterima Syamsuar dari pemerintah pusat, provinsi serta pihak-pihak lainnya.
Masyarakat di Kabupaten Siak sudah merasakan langsung hasil pembangunan, mulai dari
pembangunan jalan poros desa, jembatan, listrik, Waterfront City Sungai Jantan hingga proyek strategis nasional KITB. Sekolah, madrasah dan pondok pesantren dibangun. Termasuk MAN IC Siak, Gontor 14 di Sungai Mandau serta Akademi Komunitas Negeri. Juga ada program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) pada 2018. 4.000 hektare lahan dibagikan kepada masyarakat penerima manfaat TORA.
Tentu saja menjadi kebanggaan serta dapat diacungi jempol. Tak percaya, jalan-jalanlah ke Kota Siak Sriindrapura. Nikmati kebersihan dan keasrian kotanya. Sejarah tetap dijaga, modernisasi berkelanjutan.
Seperti yang dikatakan Syamsuar, pembangunan yang telah dilaksanakan Pemkab Siak dengan DPRD didukung seluruh lapisan masyarakat, secara umum telah menunjukan peningkatan. "Berbagai capaian pembangunan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Tentu, tanpa dukungan dari masyarakat Siak, mustahil semua ini bisa terwujud," katanya.
Dijelaskannya, program-program pembangunan dan event-event daerah, baik yang berskala lokal, nasional maupun internasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadikan Kabupaten Siak sebagai pusat budaya Melayu di Indonesia.
Soal zakat, Siak juga nomor satu. Sepanjang tahun 2017, Baznas Siak telah mengumpulkan Rp12 miliar dari dana zakat, dan telah didistribusikan kepada para mustahiq. Sejak 2011 hingga 2017, total zakat terkumpul Rp51.450.000.000. Telah didistribusikan dalam periode tersebut sebesar Rp49.350.000.000, dengan jumlah mustahik konsumtif yang dibantu sebanyak 30.126 orang, dan mustahik produktif sebanyak 3.719 orang.
Syamsuar mengatakan, zakat bukan hanya sekedar pilar dalam agama, melainkan dijadikan Allah sebagai identitas muslim yang apabila tidak ditunaikan, maka seseorang belum dapat disebut sebagai muslim yang bersaudara dengan muslim lainnya. “Oleh karena itu zakat adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah. Semua tanaman dan buah-buahan yang tumbuh di atas bumi ini, merupakan hasil ciptaan Allah semata-mata,” kata Syamsuar.
Semua cerita sukses Syamsuar selama memimpin Siak, ditunggu masyarakat Riau. Riau lebih baik, itulah harapannya. Harmonisasi hubungan antara Gubernur dan wakil juga hendaknya seharmonis Syamsuar-Alfedri. “Kami mohon dukungan dan doa segenap masyarakat Riau. Doakan kami sehat dan terus bisa mewujudkan Riau lebih baik,’’ tutupnya.(mhd nazir fahmi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar