BAPAK
Gubernur, bupati, wali kota, ketua DPRD provinsi dan kabupaten. Pak Kadis
Pariwisata, bapak-bapak dan ibu semua yang saya hormati. Pariwisata itu bisnis
yang nyaris tak ada matinya. Selagi orang ingin bepergian, saat itu pula
pariwisata akan tetap hidup.
Dalam dekade terakhir, industri pariwisata
menjadi salah satu sektor ekonomi dengan pertumbuhan paling tinggi. Melebihi
minyak bumi, industri makanan atau kendaraan bermotor. Bagi sebagian negara,
pariwisata menjadi salah satu mesin penggerak ekonomi. Industri pariwisata yang
dikelola serius, terbukti dapat meningkatkan perekonomian dan pembangunan suatu
wilayah.
Layaknya bisnis, perlakuan untuk pariwisata
adalah menjual. Dalam bisnis ada empat komponen utama, yaitu strategi inti,
sumber daya strategis, perantara pelanggan dan jaringan nilai. Siapa yang bisa
menjalankan ini? Ya, tentunya pemilik bisnis tersebut.
Jadi perlakukanlah pariwisata seperti
perusahaan. Perusahaan didirikan untuk menghasilkan profit yang banyak. Menghasilkan
banyak uang. Bisa menyejahterahkan karyawan. Bisa ekspansi. Ada reward dan punishment.
Jangan perlakukan pariwisata sebagai
program. Kalau ini terjadi, alamat tak akan maju-maju. Sibuk nak program ini, program itu.Tak ada
yang fokus. Ini dijual, itu dijual. Padahal orang tak tahu rasanya. Hasil
akhirnya terbengkalai. Tak ada yang laku untuk dijual. Modal pun terbenam.
Karena pariwisata itu bisnis, Pak Gubernur
atau Pak Bupati harus mendudukan seorang ‘manager’ untuk menanganinya. Pariwisata
perlu orang yang fokus. Pariwisata perlu orang yang bekerja tanpa mengenal
waktu. Ada target untuk sang manager.
Ayo Pak Gubernur, Pak Wali Kota, Pak
Bupati dan bapak ibu semuanya. Kita bisa melakukan ini. Kita bisa jadikan
pariwisata Riau yang molek ini menjadi bisnis yang menggiurkan. Kunci bisnis
adalah managerial dan kerja, kerja, kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar