Total Tayangan Halaman

Senin, 18 Maret 2019

Pariwisata itu Bisnis


BAPAK Gubernur, bupati, wali kota, ketua DPRD provinsi dan kabupaten. Pak Kadis Pariwisata, bapak-bapak dan ibu semua yang saya hormati. Pariwisata itu bisnis yang nyaris tak ada matinya. Selagi orang ingin bepergian, saat itu pula pariwisata akan tetap hidup.
     Dalam dekade terakhir, industri pariwisata menjadi salah satu sektor ekonomi dengan pertumbuhan paling tinggi. Melebihi minyak bumi, industri makanan atau kendaraan bermotor. Bagi sebagian negara, pariwisata menjadi salah satu mesin penggerak ekonomi. Industri pariwisata yang dikelola serius, terbukti dapat meningkatkan perekonomian dan pembangunan suatu wilayah.
     Layaknya bisnis, perlakuan untuk pariwisata adalah menjual. Dalam bisnis ada empat komponen utama, yaitu strategi inti, sumber daya strategis, perantara pelanggan dan jaringan nilai. Siapa yang bisa menjalankan ini? Ya, tentunya pemilik bisnis tersebut.
     Jadi perlakukanlah pariwisata seperti perusahaan. Perusahaan didirikan untuk menghasilkan profit yang banyak. Menghasilkan banyak uang. Bisa menyejahterahkan karyawan. Bisa ekspansi. Ada reward dan punishment.
     Jangan perlakukan pariwisata sebagai program. Kalau ini terjadi, alamat tak akan maju-maju. Sibuk nak program ini, program itu.Tak ada yang fokus. Ini dijual, itu dijual. Padahal orang tak tahu rasanya. Hasil akhirnya terbengkalai. Tak ada yang laku untuk dijual. Modal pun terbenam.
     Karena pariwisata itu bisnis, Pak Gubernur atau Pak Bupati harus mendudukan seorang ‘manager’ untuk menanganinya. Pariwisata perlu orang yang fokus. Pariwisata perlu orang yang bekerja tanpa mengenal waktu. Ada target untuk sang manager.
     Ayo Pak Gubernur, Pak Wali Kota, Pak Bupati dan bapak ibu semuanya. Kita bisa melakukan ini. Kita bisa jadikan pariwisata Riau yang molek ini menjadi bisnis yang menggiurkan. Kunci bisnis adalah managerial dan kerja, kerja, kerja.

Tidak ada komentar:

Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang

DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...