COBA kalau peningkatan pariwisata diletakkan
di poin pertama dalam misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Riau 2014-2019.
Saya yakin anggaran di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Riau akan besar. Banyak
yang akan dilakukan dalam menggarap pariwisata di daerah ini.
Tersebab,
peningkatan pariwisata berada di posisi 8 dari 9 poin dari misi pembangunan
Riau, makanya dinas ini akan selalu ‘miskin’ anggaran. Dan lagi pula
pembangunan pariwisata diletakkan di kata akhir dari misi itu. Bunyinya: Meningkatkan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Pariwisata. Terkesan
tidak berminat membangun pariwisata Riau untuk lebih baik.
Tapi sudahlah. Misi itu sudah dicanangkan
sejak 2 tahun lalu. Saat harga minyak dunia lagi mahal. Ketika Dana Bagi Hasil (DBH)
Migas masih besar untuk provinsi ini. Kini kita harus menatap jauh ke depan.
Bagaimana dunia pariwata ini dibangun agar ada pemasukkan di APBD untuk
menggantikan DBH.
Perlu sinergi anggaran agar bisnis
pariwisata Riau bisa berhasil. Membangun pariwisata tidak bisa diserahkan
bulat-bulat kepada Dinas Pariwisata. Perlu kerja sama. Jangan berkata: Selesai tu nyo sama Dinas Pariwisata. Tidak.
Harus bersama. Semuanya harus peduli pariwisata. Kalau memang kita serius akan
membangunnya.
Akses ke tempat wisata bisa dibangun Dinas
PU. Tumpangkan anggarannya di sana. Agar promosi jalan, Humas Provinsi harus
jadikan pariwisata sebagai agenda utama dalam publikasi. Wisata tanpa publikasi
akan seperti katak dalam tempurung. Dinas Perhubungan bisa memasukkan anggaran
untuk membeli bus air atau speedboat
yang bisa dipergunakan nantinya untuk dunia pariwisata juga. Atau hanya sekedar
memasang rambu-rambu yang menampilkan destinasi pariwisata di Riau. Jadi banyak
yang bisa kita lakukan dan kita bisa untuk itu.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar