Total Tayangan Halaman

Selasa, 30 April 2019

Wajib Tanjak

SIAK terus bersolek membangun pariwisatanya. Destinasi baru diciptakan, destinasi lama pun dikembangkan. Ide-ide pengembangan pariwisata pun bermunculan dari kota istana ini. Terbaru, Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi mewajibkan pemakaian tanjak bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) pada hari Kamis dan momen-momen tertentu.
     Ini langkah luar biasa membumikan melayu. Takkan hilang Melayu di bumi. Ciri khas pun dihidupkan kembali. Tanjak menunjukkan kewibawaan masyarakat Melayu yang digunakan untuk menutup kepala. Makanya, agar tidak hilang di bumi, Siak menggelorakan kembali di zaman modern ini.
     Bagi wisatawan, ini bisa menjadi sesuatu yang luar biasa. Mewajibkan untuk wisatawan juga tidak ada salahnya. Paling tidak, bagi wisatawan (terutama laki-laki) yang mau masuk Istana Siak, wajib pakai tanjak. Pemkab bisa berinisiatif menyediakan tanjak di pintu masuk istana. Gratis. Ke luar istana, tanjak dikembalikan lagi. Atau menyediakan konter khusus tanjak bagi yang ingin membelinya.
     Seperti di Bali-lah. Bagi yang tidak mengenakan pakaian adat untuk masuk ke Pura, bisa menggunakan kain yang dililitkan di tubuh dan mengikatkan selendang ke lingkaran pinggang. Yang tidak membawa perlengkapan tersebut bisa meminjam di Pura Agung Jagatnatha yang sudah disiapkan secara gratis oleh pemkab. Kita yakin, Siak bisa untuk semua ini.(*)

Tidak ada komentar:

Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang

DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...