BERKUNJUNG
ke suatu negeri pastilah memerlukan makanan. Karena kebutuhan, makan tidak bisa
ditinggalkan. Sudah tentu pula, mencari makanan khas suatu daerah sebuah keniscayaan
saat kita mendatangi suatu tempat. Tak lengkap melancong, kalau tak menikmati
sajian khas daerah tersebut.
Berkunjung ke Riau, pelancong akan
bertanya apa makanan khasnya. Lalu mereka minta ditunjukkan di mana bisa
mencobanya. Ya, kalau ke Riau, tentu saja harus mencicipi makanan khas Melayu. Ada
asam pedas patin, asam pedas ikan tapah, gulai baung dan ini selalu yang
terkenal. Sangat enak tentunya.
Tapi…selalu saja ada keluhan. Kata-kata
mahal, sering terlontar dari mulut wisatawan. Ini memberi kesan negatif untuk
pariwisata Riau. Mereka kapok makan yang berciri khas Melayu. Ujung-ujungnya,
lari ke menu lainnya. Mencari yang lebih murah. Pokoknya bisa makan. Akibatnya
makanan khas negeri ini makan terpinggirkan.
Kita bisa menciptakan makanan khas
Melayu. Enak. Murah harganya. Alias tak mahal-mahal betul. Saya masih ingat
kasus di pantai Padang. Dulu harganya suka sembarangan. Mamakuak, kata orang Minang. Tapi kini sudah ditertibkan pemerintah
kotanya. Kini di sepanjang Pantai Padang, makannya nyaman. Harga standar. Saya
yakin untuk Pekanbaru, bisa kita lakukan. Menciptakan rumah makan khas Melayu,
harganya murah. Kita pasti bisa.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar