SIAK
terus bersolek membangun pariwisatanya. Destinasi baru diciptakan, destinasi
lama pun dikembangkan. Ide-ide pengembangan pariwisata pun bermunculan dari
kota istana ini. Terbaru, Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi mewajibkan pemakaian
tanjak bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) pada hari Kamis dan momen-momen
tertentu.
Ini langkah luar biasa membumikan melayu.
Takkan hilang Melayu di bumi. Ciri khas pun dihidupkan kembali. Tanjak
menunjukkan kewibawaan masyarakat Melayu yang digunakan untuk menutup kepala.
Makanya, agar tidak hilang di bumi, Siak menggelorakan kembali di zaman modern
ini.
Bagi wisatawan, ini bisa menjadi sesuatu
yang luar biasa. Mewajibkan untuk wisatawan juga tidak ada salahnya. Paling
tidak, bagi wisatawan (terutama laki-laki) yang mau masuk Istana Siak, wajib
pakai tanjak. Pemkab bisa berinisiatif menyediakan tanjak di pintu masuk
istana. Gratis. Ke luar istana, tanjak dikembalikan lagi. Atau menyediakan
konter khusus tanjak bagi yang ingin membelinya.
Seperti di Bali-lah. Bagi yang tidak
mengenakan pakaian adat untuk masuk ke Pura, bisa menggunakan kain yang
dililitkan di tubuh dan mengikatkan selendang ke lingkaran pinggang. Yang tidak
membawa perlengkapan tersebut bisa meminjam di Pura Agung Jagatnatha yang sudah
disiapkan secara gratis oleh pemkab. Kita yakin, Siak bisa untuk semua ini.(*)