Total Tayangan Halaman

Kamis, 15 Mei 2008

Hikayat 1001 Malam, hingga Cerita Taman Eden

Oleh Mhd Nazir Fahmi

Hidup punya dua hari; yang satu kedamaian, yang satu kelesuan,
Dan punya dua sisi; kekhawatiran dan kebahagiaan,
Tanyalah dia yang mengejek kita dengan kemalangan,
''Apakah takdir, kecuali yang patut dicatat, menindas?
Tidakkah engkau lihat bahwa badai yang mengamuk, menghembus
Hanya menyerang pohon-pohon yang paling tinggi,
Dan di antara banyak ladang yang hijau dan tandus,
Hanya yang berbuah lebat yang tertimpuk bebatuan,
Dan dari bintang-bintang yang tak terhitung di kolong langit,
Tiada yang gerhana kecuali bulan dan matahari?
Pikirkanlah baik-baik tentang hari-hari itu, ketika sedang indah,
Lupa akan keburukan-keburukan yang ditakdirkan untuknya.
Engkau teperdaya oleh malam-malam yang tenang,
Namun di tengah ketenangan malam kesedihan mencekam.

INI adalah sebuah syair yang diungkapkan seorang pedagang di tengah ancaman pedang sesosok jin tua yang ingin membunuhnya dalam Hikayat 1001 Malam. Hikayat ini telah mengangkat dan membuat tenar Kota Baghdad yang kini dalam kekhawatiran, kecemasan, penindasan serta kemalangan akibat ulah agresor AS dan koalisinya sebagaimana isi syair tersebut.
Keterkenalan Baghdad tidak hanya karena Hikayat 1001 Malam tersebut, lebih dari itu, sumber peradaban dunia sebenarnya berawal dari kota ini. Banyak orang-orangnya yang telah mengguncang dunia dengan penemuan di bidang ilmu pengetahuan sampai kepada penyair-penyair terkenal.
Ternyata, kebesaran Baghdad tidak hanya dikenal lewat tokoh-tokoh Islamnya semisal Syeikh Abdul Qadi Jailany; Makruf Karkhiy; Sarriy Saqathy; Juneid al-Bughdady; Abu Hanifah; Hasan Bashary; hingga Rabi'ah Adawiyah. Lebih dari itu, umat Kristiani juga punya kisah tersendiri dengan negara yang kini diluluhlantakkan pasukan agresor AS dan koalisinya.
Kalau umat Islam punya kisah-kisah heroik, ilmu pengetahuan dan budayawan di Irak, umat Kristen punya kisah pencarian Taman Eden yang dipercaya tempat pertama Adam dan Hawa sehingga mereka diusir Tuhan dari taman tersebut.
Diceritakan dalam kitab suci umat Kristen, Alkitab bahwa letak dari Taman Eden adalah dipercaya di sebuah kota di Irak. ''Ada suatu sungai yang mengalir Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.'' (Kejadian 2:10).
Dipercaya, dua sungai tersebut adalah Hiddekel (Tigris) dan Perath (Efrata) yang kini mengapit Kota Baghdad di Irak. Inilah sebabnya mengapa banyak orang-orang Kristen beranggapan bahwa taman yang asli terdapat di suatu tempat di daerah Mesopotamia (daerah sekitar Irak sekarang) di mana sungai Tigris dan Efrata mengalir di zaman sekarang ini.
Alkitab mencatat --Alquran juga menjelaskan-- terjadinya air bah yang menghancurkan dunia, ribuan tahun setelah Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden. Lapisan dari endapan tanah yang bermil-mil tebalnya, menjadi saksi bisu dari terjadinya kerusakan yang terjadi secara besar-besaran yang diakibatkan perubahan air yangmana telah memporakporandakan dan mengubur dunia sebelum terjadinya air bah untuk selama-lamanya.
Setelah air bah, para orang-orang yang selamat (Keluarga Nuh) pindah ke dataran Shinar (Sumeria/Babilonia) dimana di sana dapat kita temukan sungai-sungai yang dinamakan Tigris dan Efrata. Ini jelas bukan merupakan sungai-sungai yang sama. Sungai baru ini mengalir di atas lapisan batuan yang terbentuk oleh air bah dimana batuan ini mengandung miliaran tubuh yang mati (mereka yang terbunuh oleh karena air bah).
Sungai-sungai ini mungkin dinamakan sama dengan nama sungai sebelumnya sebelum terjadinya air bah, yang mungkin sama seperti yang dilakukan para pendatang dari Inggris sewaktu datang ke Amerika dan Australia, dimana mereka mengambil nama yang sudah umum di negaranya untuk menamakan banyak daerah di tempat yang mereka sebut dunia baru.
Sebagai catatan, Alkitab berbicara mengenai salah satu sungai terpecah menjadi empat anak sungai, hanya dua dari antaranya yang disebut Tigris dan Efrata. Dan keduanya bukanlah yang ditemukan di Asia tengah zaman sekarang ini. Taman Eden telah dihancurkan oleh air bah. Letak Taman Eden di dunia ini tidak pernah dapat ditentukan secara pasti.
Terlepas benar atau tidaknya di sana letak Taman Eden yang dipercaya umat Kristiani, yang jelas dari kejadian air bah atau umat Islam menyebutnya Kiamat Nabi Nuh as, telah memberi bukti kepada dunia sekarang bahwa kandungan minyak di Irak dan sekitarnya sangat banyak.
Secara ilmu pengetahuan, minyak bumi tersebut berasal dari fosil hewan dan manusia yang terkubur beribu-ribu tahun dalam tanah. Kita tahu, Kiamat Nabi Nuh telah mengubur beberapa generasi manusia yang ingkar kepada Allah SWT. Lalu Allah mendatangkan banjir besar, sementara Nabi Nuh dan pengikut-pengikutnya --manusia yang beriman dan sepasang binatang dari berbagai jenis-- diselamatkan Allah dengan kapal yang dibuat Nabi Nuh sebelumnya atas perintah Allah.
Sementara manusia yang ingkar dan sisa binatang yang begitu banyak, dihantam air bah dan mereka terkubur. Inilah yang menjadikan Irak begitu punya banyak cadangan minyak bumi dan tak ketinggalan beberapa negara di sekitarnya seperti Arab Saudi, Kuwait, Iran dan lainnya.(*)

Tidak ada komentar:

Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang

DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...