Total Tayangan Halaman

Senin, 12 Mei 2008

Isu Santet via Ponsel Mewabah

PUKUL 02.23.36, Minggu dini hari, tiba-tiba ponsel saya kemasukan sebuah SMS. Tiga kali ringtone pertanda SMS masuk terdengar nyaring pagi-pagi buta tersebut. Saya terbangun, namun ponsel tidak saya sentuh. Saya yakin paling-paling SMS pemberitahuan sesuatu program dari Telkomsel.
Menjelang pergi ke musala untuk salat Subuh, saya coba buka SMS di ponsel. Saya kaget, ternyata SMS yang masuk dari nomor 0811282xxx milik Roy Suryo, pengamat telematika yang terkenal itu. ''Insya Allah nanti terlaksana, jam 7 di Trans7 saya akan kembali memastikan bahwa issue 'Santet-via-SMS-InfraMerah no 0866/6666 dsb' itu tidak benar/Unlogic,'' kata Roy dalam SMS-nya.
Kontan saja, saya langsung balas SMS tersebut. ''Bagus itu mas, di Sumbar dan di Riau, masyarakat banyak yang mematikan ponsel gara-gara SMS tersebut. Malah di Sumbar berkembang isu, gara-gara SMS itu di Riau sudah menewaskan 70 orang. Padahal di Riau tidak ada yang meninggal. Sukses terus. Wassalam Mhd Nazir Fahmi, Riau.'' Begitulah SMS balasan yang saya buat untuk Roy Suryo pagi itu.
Usai mengirim SMS itu saya pun buru-buru ke musala. Kembali dari musala, sudah ada pula SMS balasan dari Roy Suryo. ''He-3x, ada ''korban''? Ya itu tidak akan ada, itu semua hanya issue alias khabar bohong. Yang benar-benar jadi 'korban' adalah masyarakat yang tertipu mengirimkan SMS tersebut,'' katanya lagi.
Saya pun kembali balas SMS itu. ''Kalau jadi mas tampil, jelaskan betul bahwa korban-korban yang seperti kesetrum saat terima SMS atau telepon berwarna merah itu lebih kepada sugesti karena ketakutan saja. Di Rengat, Riau, seorang pemuda merasa kesetrum dan menggigil habis terima SMS tersebut. Karena sebelum terima SMS itu, mereka terlibat perbincangan tentang SMS merah dan tiba-tiba ponsel pemuda itu berdering dan warnanya merah. Maka masuk rumah sakitlah pemuda itu. Begitu juga beberapa daerah di Sumbar seperti Lubukbasung, ibukota Kabupaten Agam, ada juga yang seperti itu. Yang jelas di dua daerah tersebut, masyarakat awam enggan hidupkan ponsel. Mereka benar-benar takut mas.
Beberapa saat SMS balasan dari Roy Suryo pun masuk. ''Kemungkinan besar nanti saya hanya 'live-by-phone' di Trans7, karena semalam reporternya tidak jadi ketemu dan posisi nanti pas landing di Jakarta. Tapi Insya Allah Ok,'' kata Roy lagi. Saya pun kembali balas,''Mudah-mudahan jadi mas. Biar masyarakat bisa teredukasi dengan baik soal teknologi.''
Isu tentang santet lewat ponsel ini benar-benar mewabah ke mana-mana. Beberapa kali sang orang tua dari Sumbar menelepon agar hati-hati menerima panggilan dari nomor yang ada 66-nya tersebut.(mhd nazir fahmi)

Tidak ada komentar:

Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang

DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...