Catatan: Mhd Nazir Fahmi
SUNGGUH terenyuh hati ketika Kota Baghdad luluh lantak dihantam misil-misil tentara agresor pimpinan Amerika Serikat. Kota kenangan sarat sejarah Islam, kini kembali dibicarakan banyak orang di seantero dunia. Kota yang masih dalam pembangunan setelah beberapa kali peperangan melanda wilayah ini. Kita tahu, mulai dari perang Irak-Iran, Perang Teluk I hingga Perang Teluk II sebagai balas dendam sang anak atas kekalahan sang ayah.
Sudah beberapa hari ini, kota kelahiran banyak sufi tersebut terus dibombardir tentara ''dajjal''. Puluhan, malah ratusan orang telah jadi korban. Banyak anak-anak yang kehilangan ibu,ibu yang kehilangan anak atau anak dan ibu yang kehilangan tulang punggung keluarga, sang ayah.
Tak bisa dipungkiri, perang telah menjadikan semuanya hancur. Tidak ada yang untung. Menang hanya akan jadi api, kalah pun jadi abu. Hawa nafsu yang dikobarkan oleh setan, selalu menggerogoti hati manusia untuk saling rusak dan bunuh. Setan kobarkan perang dan pertengkaran.
Bagi umat Islam, Kota Baghdad sangat sulit untuk dilupakan. Di sinilah banyak para ilmuwan Islam, tokoh-tokoh sufi, ulama besar muncul beberapa abad yang lalu. Malah, beberapa sahabat dan cucu Rasulullah SAW juga punya kenangan tersendiri di negara yang dipimpin Saddam Hessein tersebut.
Kita mengenal wali-wali --dan ini tak pernah dimengerti Bush dan sekutunya-- Syeikh Abdul Qadi Jailany; Makruf Karkhiy; Sarriy Saqathy; Juneid al-Bughdady; Abu Hanifah; Hasan Bashary; hingga Rabi'ah Adawiyah seorang sufi yang mengagungkan Allah dengan cintanya sampai-sampai dia tidak mau menikah karena kecintaannya kepada Allah SWT.
Itulah Baghdad, kota yang diapit dua sungai terkenal Tigris dan Eufrat. Sungai-sungai ini sebenarnya tak kalah bersejarahnya dalam sejarah penghancuran ilmu pengetahuan. Sungai Tigris yang membelah Kota Baghdad, pernah airnya hitam kemerah-merahan karena buku-buku berisi ilmu pengetahuan yang ditemukan oleh umat Islam dibuang ke sana oleh tentara Ghulagul Khan dan dilanjutkan oleh Timur Leng.
Ribuan orang pun dibantai di sungai itu oleh tentara barbar, sehingga merahnya darah bercampur dengan hitamnya tinta-tinta. Air Sungai Tigris langsung berobah warna karena banyaknya buku-buku yang dibuang dan manusia yang dibantai.
Selain Baghdad, umat Islam juga sangat mengenal dengan Karbala. Dalam perang yang masih berlangsung sekarang ini, sebuah helikopter koalisi jatuh setelah ditembak oleh seorang petani dengan senapan usangnya di Karbala. Apakah benar, hanya gara-gara ditembak oleh senapan petani heli itu jatuh?
Tak hanya itu, kini tentara agresor juga sangat kewalahan berperang dengan tentara Irak di antara Karbala dan Najaf. Tentara koalisi yang menganggap enteng tentara Irak harus mengakui keunggulan pasukan Saddam Hussein tersebut.
Bush dan koalisinya mungkin tidak tahu dengan Karbala tersebut. Umat Islam tidak akan pernah melupakan sebuah peristiwa besar yang terjadi di Irak, empat belas abad yang silam. Tepatnya di sebuah tempat bernama Karbala. Seluruh umat Islam akan bersedih mengenang peristiwa itu. Di saat kepala cucu Rasulullah SAW, Husain bin Ali ra dipisahkan dari jasadnya dan dikirimkan kepada sang raja Yazid bin Mu'awiyah.
Peristiwa itu terjadi saat Sayidina Husain bin Ali bersama rombongannya sedang dalam perjalanan menuju Kota Kufah untuk memenuhi panggilan rakyat Irak yang berjanji akan membaiatnya sebagai khalifah menggantikan ayahandanya, Ali bin Abi Thalib.
Semula, banyak yang tidak menyetujui kepergiannya. Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Umar menyarankan agar tetap tinggal di kota Madinah. Mareka masih trauma, ketika penduduk Kufah mengkhianati kesetiannya kepada Ali bin Abi Thalib. Tapi, saran itu tidak bisa menggagalkan rencana bulat Husain bin Ali ra. Beliau tetap berangkat.
Keberangkatannya terdengar oleh khalifah Yazid bin Mu'awiyah. Ia segera memerintah pasukannya untuk menghadang rombongan Husain. Maka berangkatlah 4.000 tentara yang dipimpin Ibnu Ziyad menghadang rombongan Husain yang hanya berjumlah puluhan orang dari kerabat dekat Rasulullah di sebuah tempat bernama Karbala.
Pertempuran tidak sebanding ini pun tak terelakkan dan berakhir dengan dibantainya seluruh rombongan kecuali Siti Zainab dan si kecil, Ali Zainal Abidin bin Husain. Husain bin Ali ra gugur dengan tujuh puluh 70 luka di tubuhnya. Kepalanya dipotong dan kemudian dipersembahkan kehadapan Yazid sebagai bukti kesetiaannya.
Nasib Sayidina Husain bin Ali ra. sebenarnya telah tercium oleh sang kakek, Rasulullah saw. Dengan Mukjizat-nya, beliau mengetahui musibah yang akan menimpa cucunya tercinta. Suatu ketika, di saat Rasulullah sedang menggendong Sayidina Husain, tiba-tiba beliau meneteskan air mata. Asma', teman karib Fathimah ra, yang menyaksikan kejadian itu bertanya dan Rasulullah menjawab, ''Anakku ini akan dibunuh dengan kejam oleh orang-orang yang durhaka. Jangan kau sampaikan berita ini kepada ibunya. Kasihan, dia baru melahirkan''.
Dalam riwayat lain, Rasulullah memberikan segumpal tanah kepada istrinya, Ummu Salamah sambil berkata, ''Taruhlah tanah ini dalam botol. Jika warnanya berubah menjadi merah maka saat itulah anakku, Husain, dibunuh oleh orang-orang dzalim.
Jika nurani kita tidak mati, tentu hati kita akan menangis, mengutuk perbuatan keji ini. Dan, nurani Yazid tidak mati, mungkin. Dia menangis sambil berkata, ''Cukuplah sebagai bukti kesetiaan kalian padaku tanpa harus memotong kepala orang mulia ini.''
Tragedi tragis itu tak akan pernah terlupakan dan akan selalu dikenang oleh seluruh umat Islam dan dicatat sebagai 'dosa terbesar' perjalanan sejarah Khilafah Umawiyah, terutama bagi umat Syi'ah, sebagai kelompok yang men'dewa'kan keturunan Sayidina Ali bin Abi Thalib ra.
Inilah Kota Baghdad dan Kota Karbala yang punya sejarah besar dalam kehidupan namun sangat malang. Karena itu pulalah, banyak pihak ingin memiliki negara yang kaya minyak ini. Entah sudah berapa banyak darah-darah yang sudah membasahi tanah negara ini dan mungkin bisa jadi sebanyak minyak bumi yang diincar oleh Presiden Bush.(*)
Total Tayangan Halaman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang
DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...
-
MUHAMMAD SAW bukan hanya seorang nabi dan rasul, tapi juga manusia agung. Teladan yang menjadi uswatun hasanah buat semua manusia. Disegani ...
-
KETIKA Allah SWT menakdirkan awak muncul ke dunia ini pada 28 November 1972 lalu, sang Amak dan Buya memberi nama Nazirman Suwirda. Namun ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar