Total Tayangan Halaman

Selasa, 02 April 2013

Ada Tari Piring, Eh... Zapin Tampil di Stand Malaysia

Ambil Peran di Bursa Pariwisata Terbesar Dunia ITB Berlin (2)

Riau punya potensi besar bisa tampil di Pameran Pariwisata Terbesar Dunia atau Internationale Tourismus-Borse (ITB) Berlin. Tempat wisatanya bisa dijual, khasanah budayanya juga bakal menarik wisatawan.


Laporan Mhd Nazir Fahmi, Berlin mhdnazir fahmi@yahoo.com

Ingin rasanya melihat Tari Zapin dibawakan oleh orang Riau di arena besar ITB Berlin, seperti halnya Tari Piring yang tampil memikat dibawakan gadih dan bujang Minang.

Alunan musik zapin terdengar membahana di hall 26 A Messe Berlin. Ratusan pasang mata seakan tak berkedip melihat bujang dan dara Melayu menari mengikuti alunan musik.

Benar-benar rasa Melayu membahana. Namun sayang, zapin yang tampil adalah di stand-nya Malaysia. Berbagai warna kulit menyaksikannya dengan seksama.

Decak kagum melihat gerak tari dan musik yang ditampilkan. Usai pertunjukan, penonton diajak mengikuti tari tersebut. Satu persatu penari menarik penonton ke panggung. Musik pun kembali didendangkan. Benar-benar edukasi tari zapin. Bule-bule pun diajar menari Melayu ini.

Walau susah, mereka dengan senang hati ikut menari. Agak kecewa melihat kenyataan ini. Tapi ini realitas.

Harapan terbesar sebenarnya ada pada Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu. Riau yang sangat layak menampilkan cita rasa Melayu di pentas dunia. Namun sayang seribu sayang, Riau tak ikut dalam kesempatan besar ini.

Untung ada tari payung dan piring sebagai pengobat hati. Masih ada tarian Melayu di tengah penuh sesaknya tempat pelaksanaan ITB Berlin.

Ya, Melayu Minang. Alunan talempong khasnya Sumatera Barat membahana di paviliun Indonesia. Sampai-sampai sudut hall 26 yang berisi negara-negara Asia Tenggara, masih terdengar bunyi-bunyian asal Ranah Minang tersebut.

Satu tarian pertama, benar-benar memukau banyak pengunjung yang hadir. Tari piring, dibawakan dengan sangat dinamis oleh uda dan uni.

Makin menumpuk orang-orang ingin menyaksikan dari dekat tarian tersebut. Blits kamera tak henti-hentinya berkilau, saat tarian ditunjukkan.

Berikutnya tari payung. Tak kalah suksesnya dari tarian sebelumnya. Berbagai suku bangsa melihat pertunjukan tersebut. Tepuk tangan bergemuruh ketika tarian diselesaikan dengan baik.

Bukan bermaksud membandingkan, Sumatera Barat benar-benar fokus menjual pariwisatanya. Sebenarnya, dari segi alam, Sumatera Barat sudah sangat menjual.

Tapi kenapa masih terus hadir di kegiatan ITB Berlin? Ya, itulah namanya menanamkan kesan sedalam-dalamnya kepada pihak luar bahwa pariwisata dan budaya Sumatera Barat terus berkembang dan datanglah.

Makanya, sepeda motor Honda sampai sekarang masih terus branding produknya. Untuk apa sih, kan sepeda motornya sudah laku keras.

Begitu juga Indomie yang sudah punya label kuat tetap terus pasang iklan di televisi-televisi nasional. Semuanya berujung pada penanaman image di masyarakat. Biar orang ingat terus. Itu kuncinya.

Begitu pula di dunia pariwisata. Ini kan industri. Bukan pekerjaan yang acak-acakan. Bukan asal bapak senang, ABS. Bukan hanya sekadar ngomong. Tapi harus ada tindakan dan realisasi.

Pariwisata harus dijual. Dikemas dengan baik. Apa sih kurangnya Riau? Alamnya juga bisa dieksploitasi menjadi tujuan wisata. Terbukti, saat Majalah Tour de Riau diperkenalkan di ITB Berlin, banyak orang menyebut beautiful. Indah dan cantik.

‘’Kita ingin terus menanamkan kesan di masyarakat dunia bahwa Sumatera Barat itu tempat wisata yang bagus. Budayanya beragam. Tari-tarian memesona. Makanannya enak-enak,’’ kata istri Gubernur Sumatera Barat, Nevi Irwan Prayitno kepada Riau Pos di lokasi pameran.

Menurut Nevi, di ITB Berlin, Sumatera Barat membawa penari dari Sanggar Setampang Baniah. Mereka menampilkan tari piring dan payung serta beberapa tarian lainnya.

‘’Kita datang ke sini sebanyak 21 orang. Terbanyak itu untuk penari. Makanya, selama di sini kesempatan yang ada digunakan untuk memperkenalkan Sumatera Barat di mata dunia,’’ kata Nevi. Rencananya, kata Nevi, tari-tarian Minang ditampilkan di acara pembukaan. Tapi karena padatnya acara, batal dilaksanakan. ‘’Makanya, mulai tanggal 6 hingga 7 Maret, kita akan terus tampil di panggung. Kita terus tampilkan tari-tarian Minang. Kita juga diliput CNN dan RBB Tv,’’ ujar Nevi lagi.

Keseriusan menggarap pariwisata juga diakui H Yulman Hadi, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Sumatera Barat yang turut mendampingi Nevi di ITB Berlin. DPRD, katanya, sangat mendukung langkah pemerintah provinsi dan kabupaten dalam membangun dunia pariwisata Sumatera Barat.

‘’Kita terus minta dianggarkan dan menyetujui dana membangun wisata di daerah. Ada yang mengusulkan kita setujui. Masing-masing daerah diberi dana untuk pengembangan wisata,’’ kata Yulman.

Wali Kota Sawahlunto Ir Amran Nur juga terlihat dalam rombongan Sumatera Barat. Sawahlunto yang sudah berhasil membangun tempat pariwisata baru terus ingin eksis di mata wisatawan domestik dan mancanegara.

‘’Sawahlunto terus mengembangkan industri pariwisata. Kalau kita tidak ambil bagian dalam industri ini, kita akan ketinggalan. Berapalah hasil sumberdaya alam dan itu semua bakal habis. Tapi kalau pariwisata, selagi masih dikelola tidak akan habis dan menghasilkan devisa yang luar biasa,’’ kata satu dari tujuh kepala daerah yang menjadi Tokoh Pilihan Tempo 2012 ini.

Sawahlunto adalah bukti nyata pengelolaan yang serius dalam industri pariwisata di Sumatera Barat. Diakui Wako, dari tahun ke tahun tingkat kunjungan terus meningkat. Banyak orang datang, banyak pula yang bisa dijual. Infrastruktur pun terus disiapkan Pemko.(bersambung)

Tidak ada komentar:

Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang

DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...