Ambil Peran di Bursa Pariwisata Terbesar Dunia ITB Berlin (1)
Pameran Pariwisata Terbesar Dunia atau Internationale Tourismus-Bvrse
(ITB) yang diselenggarakan di Berlin, Jerman 6-10 Maret 2013
benar-benar menjadi ajang jual beli tempat wisata di dunia. Kesempatan
luar biasa menjual pariwisata Indonesia di mata dunia. Termasuk menjual
Riau.
Laporan Mhd Nazir Fahmi, Berlin. mhdnazirfahmi@yahoo.com
Laporan Mhd Nazir Fahmi, Berlin. mhdnazirfahmi@yahoo.com
SEBANYAK 187 negara yang ambil bagian, menampilkan potensi wisata di negaranya. Tahun ini, Indonesia dipercaya menjadi Official Partner Country ITB Berlin. WONDERFUL Indonesia terpampang di mana-mana. Di buku katalog ITB Berlin, sampul depannya beberapa tempat pariwisata terkenal di Indonesia. Candi Borobudur, Tari Pendet, Bali serta orang utan di Kalimantan. Batik dan rendang juga menjadi tema pamflet. Pariwisata petualangan di Kalimantan ditampilkan di gambar digital di both Indonesia. Begitu juga Danau Toba, Pulau Seribu hingga Raja Ampat Papua Barat, diputar terus menerus.
Lama menyaksikan pemutaran video itu, ternyata tempat terkenal di Riau tak muncul juga. Berharap ada Bono yang digadang-gadangkan mewakili pariwisata Riau di ajang internasional, tak ada di video tersebut. ‘’Sayang ya, kok tak ada Bono muncul di video tersebut,’’ kata Ibnu Mas’ud, Ketua Asita Riau yang hadir di ITB Berlin.
Tak ingin berlama-lama dengan rasa sayangnya itu, Ibnu yang sejak awal berinisiatif memperkenalkan potensi wisata Riau di panggung internasional, bergegas mengambil majalah Tour de Riau. Majalah ini berisi tempat wisata di Riau, terutama yang ada di Kabupaten Siak dan Pelalawan. Di Siak, ada Giam Siak dan Istana dengan Kometnya. Di Pelalawan tentu saja dengan Bono-nya.
Di pusat informasi both Indonesia yang ‘’dikuasai’’ Bali, Ibnu turut berdiri di sana. Setiap pengunjung yang datang, dia pun menyodorkan Tour de Riau. Cover depan majalah adalah kemolekan Cagar Biosfer Giam Siak Bukit Batu. Ada juga gambar Komet yang ada di Istana Siak. Cover belakangnya Bono di Kuala Kampar Pelalawan.
Seorang warga Jerman pun kaget ketika dijelaskan Ibnu soal Komet. Komet in Siak, Komet in Germany. Begitu judul besar yang ada di majalah tersebut. Ibnu pun menjelaskan bahwa di dunia ini ada dua Komet. Satu ada di Siak, Riau dan satu lagi ada di Jerman. Kalau di Siak, katanya, masih bisa dioperasikan, tapi kalau di Jerman, sudah tak bisa lagi. Komet di Siak dimaksud, sejenis Gramafon besar terbuat dari tembaga dengan piringan berdiamter 1 meter dan terbuat dari bahan kuningan yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian musik klasik yang merupakan barang kuno buatan Jerman. Konon, Gramafon ini hanya ada dua didunia yaitu di Jerman dan Istana Siak.
Mendengar ini, warga Jerman tersebut tambah kaget. Sambil mangut-mangut, dia pun cepat meraih majalah tersebut. Namun dia bertanya, di mana Riau itu. Di mana Siak itu.
‘’Banyak mereka yang kaget setelah melihat beberapa potensi wisata di Riau. Beberapa wisata petualangan masih sangat alami. Seperti di Giam Siak, Bono hingga melihat satwa liar di Tesso Nilo. Mereka mengaku baru tahu kalau ada di Indonesia dan itu ada di Riau,’’ aku Ibnu.
Ibnu tanpa rasa capek terus membagi-bagikan majalah. Setiap orang lewat di depan both Indonesia, dia tawari. Ada yang menolak. Namun lebih banyak yang mengambil dan membacanya. ‘’Tak ada rasa capek. Yang penting Riau dikenal orang di tempat ini,’’ kata pemilik PT Muhibbah Mulia Wisata Tour dan Travel ini.
Inisiatif yang luar biasa telah dilakukan seorang Ibnu Mas’ud. Sebagai Ketua Asosiasi Tour dan Travel Riau, perannya benar-benar dinampakkannya. Sebenarnya dengan menjual paket Umrah dan Haji, Ibnu sudah eksis. Namun sebagai rasa tanggung jawab memajukan industri pariwisata Riau, dia rela habis-habisan.
‘’Kita berangkat ke ITB Berlin. Kita bergabung di both Trans Borneo dari Kalimantan Timur. Kita jual Riau di sana. Karena ada kesamaan paket wisata yang di jual yakni adventures atau petualangan. Hutan dan sungai kita hampir banyak kesamaan. Hanya saja kita lebih lengkap kekayaan flora dan fauna nya. Mudah mudahan tahun depan atau tahun-tahun berikutnya ada pemerintah daerah kabupaten di Riau ingin jual pariwisata di ajang dunia tersebut,’’ katanya.
Keseriusan Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi menjual pariwisata Siak disambut baik oleh Ibnu. ‘’Pak Bupati mendukung penuh kita bawa Komet, Danau Zamrud dan Giam Siak ke ITB Berlin. Paling tidak orang mengenal lebih dulu tempat-tempat wisata ini. Makanya di Majalah Tour de Riau kita tampilkan Cagar Biosfer Giam Siak dan Komet,’’ katanya.
Sebenarnya, Bono juga cukup menjual. Selain majalah, VCD tentang Bono juga dibagi-bagikan di ITB Berlin. ‘’Kita juga kontak Pemkab Pelalawan melalui Kadis Pariwisatanya. Mereka juga menitip VCD tentang Bono. Ternyata, banyak yang tidak tau kalau ada Bono yang luar biasa di Pelalawan, Riau,’’ ujarnya.(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar