Total Tayangan Halaman

Minggu, 20 Januari 2008

Jamarat Tak Menakutkan Lagi

Melontar jumrah adalah salah satu wajib haji yang cukup disanksikan oleh jamaah haji. Tidak hanya jamaah haji Indonesia, tapi hampir semua jamaah terkadang membayangkan hal-hal menakutkan akan terjadi saat melontar di Mina ini.

Catatan MHD NAZIR FAHMI
mnazirfahmi@riaupos.com

APA yang ditakutkan itu sangat wajar adanya. Hampir semua kasus besar saat musim haji, terjadi saat melontar jumrah. Masih ingat dengan tragedi Mina kan? Ribuan orang jamaah haji meninggal saat akan melontar ini karena berdesakan di terowongan. Tahun-tahun berikutnya, sering juga terjadi saling berdesakkan saat melontar. Korban-korban pun berjatuhan.
Alhamdulillah, mulai haji 2006, semua ketakutan itu sirna. Lokasi jamarat benar-benar lapang dan longgar. Pemerintah Arab Saudi melalui Administrasi Pusat Proyek Perluasan Kementrian Pelayanan dan Pedesaan benar-benar mengatur segala hal menyangkut tempat melontar tersebut.
Usai melontar pada musim haji 2005 lalu, pemerintah Arab Saudi langsung merubuhkan bangunan jamarat untuk dibangun menjadi lima lantai. Untuk haji 2006, mereka menargetkan bisa dipakai lantai dasar dan lantai I. Benar saja, empat hari jelang melontar, jamarat sudah bisa dipergunakan.
Target mereka benar-benar tercapai. Tidak ada kata-kata molor dalam pengerjaan proyek. Pihak pemborong bekerja 24 jam setiap hari. Saat digunakan untuk melontar, kren-kren besar masih berdiri. Usai haji 2006, lantai berikutnya juga akan dikebut hingga selesai jadi lima.
Saat haji 2006, tidak ada lagi jalan layang menuju jamarat. Pintu masuk ke lokasi melontar dibuat tiga arah. Ada jalan masuk tengah, kiri dan kanan. Pada jalan masuk, juga dibuat pagar-pagar pembatas seperti zig-zag.
Badan jamarat pun sangat lebar dan besar. Untuk menghindari cedera karena terjepit ke tembok tempat melontar, pemerintah Saudi memasang busa di dinding. Kalau pun berdesakan karena ingin dekat dengan tiang jumrah, badan tidak akan cedera karena tergeser tembok.
Jalan ke luar pun dibagi tiga. Ada yang lurus, belok kanan dan belok kiri. Para pelontar yang akan pergi tidak akan bertemu dengan yang akan pulang. Jalannya pun sangat lebar. Jarak beberapa meter, petugas dari Saudi berdiri. Sebagian mereka membuat pagar betis agar tidak ada jamaah yang mengambil jalan sembarangan.
Walaupun begitu, pemerintah Saudi tetap mengeluarkan himbauan agar tidak melontar saat jam-jam sibuk. Seperti pada 10 Zulhijah, jam sibuknya dari pukul 06.00 pagi sampai pukul 11.00 siang. Untuk 11 Zulhijah dari pukul 13.00 hingga pukul 18.00 dan 12 Zulhijah dari pukul 10.00 hingga 15.00.
Tahun ini, petugas Saudi benar-benar tegas dalam mengatur lokasi melontar ini. Bagi jamaah yang duduk-duduk atau ada yang malah menginap di lokasi jamarat diusir. Kalau tidak tegas, bakal penuh jalanan ke jamarat dengan jamaah. Apalagi sebagian besar jamaah tinggalnya cukup jauh dari jamarat.
Untuk tahun ini, jamaah haji plus Muhibbah Mulia Wisata Pekanbaru sangat bersyukur. Tenda tempat menginap di Mina sangat dekat dengan lokasi jamarat. Jaraknya hanya 500 meter dan untuk tenda jamaah haji di luar Arab Saudi, tenda ini lokasinya paling dekat. Dari tenda, jamaah bisa memantau kondisi jamarat. Atau pergi ke tv monitor yang ada di Maktab yang menayangkan siaran langsung kondisi jamarat. Kalau lagi sepi, jamaah langsung pergi melontar.
Melontar pada 12 Zulhijah, petugas dari Saudi semakin tegas. Apalagi hampir 2/3 jamaah haji mengambil nafar awal dan ingin ke luar Mina sebelum 13 Zulhijah. Jutaan jamaah haji pergi melontar sambil menenteng barang bawaan dan langsung ke luar Mina.
Petugas mengambil tindakan tegas. Tidak satupun jamaah diperbolehkan membawa barang tentengan berupa tas besar ke lokasi jamarat. Ingin melontar, harus ditinggalkan barang bawaan. Hasilnya, jutaan tas dan barang bawaan menumpuk di lokasi pintu masuk ke jamarat.
Konstruksi jamarat pun benar-benar terlihat kokoh. Kalau lima lantainya sudah jadi dan selesai, maka lokasi melontar akan dibagi per benua. Tentu saja, untuk benua Asia bisa jadi diperuntukkan dua lantai. Apalagi dari Asia Tenggara, jamaah hajinya sangat besar. Insya Allah, untuk tahun-tahun mendatang, lokasi ini akan lebih nyaman dan aman.
Tidak hanya jamarat, untuk tahun mendatang, bisa jadi jamaah haji plus tidak akan merasakan indahnya tidur di tenda Mina lagi. Pasalnya, saat ini beberapa buah hotel sudah dibangun di Mina. Sebagian sudah siap. Informasinya, semua hotel itu akan digunakan untuk jamaah haji plus dan tenda-tenda Mina akan dipindahkan ke Arafah.(*)

Tidak ada komentar:

Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang

DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...