Total Tayangan Halaman
Selasa, 15 November 2011
Guru Honorer; Pengorbanan Besar, Dapat Hasil Kecil
GAJI guru honorer atau non-PNS sangat rendah, malah di bawah gaji buruh bukanlah cerita baru lagi buat kita sebenarnya. Miris menyaksikan betapa kecilnya uang yang bisa dibawa pulang oleh mereka setiap bulannya. Masih untung bagi mereka yang mengajar di sekolah swasta di ibu kota provinsi. Uang yang dibawa pulang masih di atas upah minimum kota. Ya, cukuplah untuk menghidupi dirinya sendiri dan tidak cukup untuk menghidupi sebuah keluarga. Apalagi hidup di kota besar yang serba mahal. Gaji yang didapat jauh panggang dari api.
Lebih miris lagi kalau kita menyaksikan kehidupan guru honorer di daerah atau di desa-desa. Dapat Rp250 ribu perbulan masih sangat beruntung. Malah ada yang mengajar karena faktor amal jariyah saja. Lillahi ta'ala. Ikhlas mengajar demi mencerdaskan anak-anak kita. Balasannya untuk akhirat alias pahala.
Langkah pemerintah untuk mengangkat CPNS dari tenaga honorer, terutama guru-guru mestinya kita dukung. Sekali lagi, tentunya untuk guru-guru, bukan pegawai biasa. Kalau pegawai pemerintahan mah bisa dikata sudah melimpah. Terkadang PNS yang ada di pemerintahan seperti tak ada kerja saja. Jadi tak usah dulu diangkat atau ditambah.
Apa yang disuarakan Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) mendesak pemerintah segera mengesahkan RPP tentang Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi CPNS sangat kita dukung. Tentu saja kepastian pengangkatan jadi CPNS diharap bisa meningkatkan kualitas guru honorer.
Kualitas di sini tentunya kembali ke penghasilan yang didapat. Kalau penghasilannya lumayan tiap bulannya, hidupnya akan berkualitas. Jika sudah begitu, dalam mengajar tentunya juga kita harapkan berkualitas. Benar-benar jadi gurulah.
Apalagi tuntutan dari pemerintah terhadap guru-guru saat ini sangat besar. Pemerintah sedang membahas penambahan jam mengajar guru dari 24 jam jadi 27,5 jam pelajaran per pekan. Guru di sini adalah secara umum, PNS dan non PNS. Tentunya ini sangat 'menyiksa' bagi guru-guru non PNS. Tuntutan besar, apa yang didapat sangat kecil. Pengorbanan sebesar-besarnya, mendapatkan hasil sekecil-kecilnya. Itulah nasib mereka.
Kita berharap pemerintah harus segera menyelesaikan persoalan guru honorer yang terus terkatung-katung. Bukan malah menghindar dari persoalan tenaga honorer. Kita juga berharap pemerintah bisa juga selektif dalam hal administrasi, jika memang harus mengangkat mereka.***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang
DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...
-
MUHAMMAD SAW bukan hanya seorang nabi dan rasul, tapi juga manusia agung. Teladan yang menjadi uswatun hasanah buat semua manusia. Disegani ...
-
KETIKA Allah SWT menakdirkan awak muncul ke dunia ini pada 28 November 1972 lalu, sang Amak dan Buya memberi nama Nazirman Suwirda. Namun ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar