Total Tayangan Halaman

Sabtu, 03 April 2010

Menikmati Hawa Sejuk Tahura Sultan Syarif Hasyim


Susuri Logging Track, Terinjak Jejak Harimau


    Sayup-sayup, suara cainsaw terdengar raungannya. Kalau diukur dari tempat mendengar suara itu dengan lokasi mesin pembabat kayu tersebut, sudah bisa dipastikan mereka lagi menumbangkan kayu-kayu di kawasan Grand Forest Park atau Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Riau. 
     ITULAH ancaman terbesar Tahura yang terletak di Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Kampar. Tahura luasnya sesuai dengan Keputusan Menhutbun No 348/Kpts-II/1999 tanggal 26 Mei 1999 yakni 6.172 hektare. Dari Pekanbaru untuk mencapai lokasi ini bisa ditempuh setengah jam perjalanan dengan roda empat.
  Dari luar, hanya terlihat rimbunan pepohonan dan sedikit semak belukar serta pintu gerbang. Tapi kalau masuk lebih dalam lagi, akan ditemukan nuansa alam yang luar biasa. Udaranya segar dan sejuk. Rapatnya pepohonan telah mengubah hawa panas menjadi teduh. 
  Bagi yang tidak pernah ke Tahura, kesan pertama saat masuk ke dalam adalah kedamaian. Suara serangga, burung dan binatang lainnya membuat fress. Belum lagi dengan telah diaspal dan adanya semenisasi jalan utama, membuat pengunjung tidak akan terkendala saat menunggangi kendaraan roda empatnya.
  ''Luar biasa Tahura ini,'' kata Septina Primawati Rusli. Kehadiran istri Gubernur Riau di Tahura dalam rangka meninjau bumi perkemahan. Hal ini berkaitan dengan jabatan Septina sebagai Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) 04 Gerakan Pramuka Riau.
  Pepohonan kiri dan kanan jalan sangat rapat dan besar-besar. Selain jalan utama yang bisa dilewati kendaraan roda empat, ada fasilitas logging track. Fasilitas untuk pejalan kaki yang ter buat dari cetakan semen berbentuk empat persegi panjang ini bisa dinikmati sejauh 5 kilometer.
  Jalurnya berliku-liku, menurun dan mendaki di sela-sela pepo honan yang sebagian sudah dipasangi plang nama. Dari Guest House yang tak jauh dari pintu masuk, track ini sudah bisa dinikmati dan menjadi jalan pintas menuju arena permainan hingga bumi perkemahan. ''Berjalan di logging track lebih cepat sampai ke bumi perkemahan dari pada melalui jalan utama. Suasananya teduh dan segar,'' kata Kepala Dinas Kehutanan Riau, Zulkifli Yusuf.
  Di areal permainan, tersedia berbagai fasilitas untuk anak-anak. Ada juga bangunan pusat informasi Tahura, tempat parkir, pos P3K dan musala. Di antara pepohonan juga berdiri pondok wisata atau bungalow. Tak jauh dari areal bermain, ada pendopo. Untuk menuju ke pendopo pengunjung harus menaiki tangga sebanyak 80 buah. Letaknya agak di puncak bukit. Sejuk dan segar udaranya walau matahari sepenggalan.
  Di bumi perkemahan yang saat ini sudah dibangun seluas 30 hektare, juga tersedia banyak fasilitas. Ada balai utamanya yang bisa menampung ratusan orang. Bangunannya berlantai dua. Berada di atasnya bisa memandangi rimbunnya pepohonan di Tahura. Lapangan tempat berkemah juga sudah datar dan sekelilingnya sudah dibangun jalan dengan paving blok. Ini dibangun melalui proyek Dispora.
  Menuju bangunan dua toilet di sekitar bumi perkemahan, dihubungkan dengan jembatan kayu. Sayangnya jembatan kayu tersebut kini sudah lapuk. Sebagian besar lantainya roboh. Bisa dilewati, tapi harus hati-hati. 
  Toilet dan tempat berwuduk sebenarnya sangat bagus. Ada delapan bangunan toilet yang letaknya agak berjarak. Satu bangunan, ada sekitar 16 kamar mandi. Di luarnya disediakan kran untuk berwuduk. Karena tidak dipakai, kini toilet tersebut mulai rusak. Semak tumbuh di sana-sini. Pohon palem yang ditanam di sana pun merangas, daunnya menguning.
  Tak jauh dari bangunan toilet, ada plang. Hati-hati!!! Ada Binatang Buas. Begitu bunyi pengumuman di plang tersebut. Ada gambar harimau di plang itu. Memang, di depan toilet tersebut hutannya masih sangat alami. Lebat.
  Ternyata benar-benar bukan sekedar pengumuman. Di saat rombongan istri Gubernur Riau dan pengurus Kwarda 04 Gerakan Pramuka Riau menyusuri logging track hendak ke bumi perkemahan, di tengah jalan terinjak jejak harimau Sumatera. Cukup besar jejak yang ditinggalkan dan masih basah. ''Masih baru dia lewat di sini. Biarlah saya jalan di depan,'' kata Zulkifli Yusuf.
  Sebenarnya, Tahura kalau dikelola dengan serius akan mendatangkan PAD cukup besar. Selain sudah tersedianya plaza bermain anak-anak, bumi perkemahan, juga ada Pusat Pelatihan Gajah, danau Tahura, Sungai Takuana, taman safari burung serta areal pendidikan dan penelitian.(*)

Tidak ada komentar:

Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang

DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...