BULAN Ramadan tanpa mati lampu adalah salah satu impian warga Riau, khususnya Pekanbaru. Tersebab sudah beberapa kali Ramadan listrik selalu mati bergilir, maka sangat wajar ini menjadi sebuah impian warga kota ini.
Gayung bersambut, Alhamdulillah PLN sudah mengupayakan agar selama bulan Ramadan tidak ada pemadaman bergilir sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. PLN pun berjanji untuk lebih maksimal agar tidak ada lagi pemadaman bergilir dan ini sudah menjadi isu nasional serta sudah pula disampaikan di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhir bulan lalu.
Persoalan listrik di negara ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan baik dan malah kalau ditangani secara profesional bisa mengekspornya ke luar negeri. Sumberdaya alam Indonesia yang luar biasa mulai dari minyak bumi, batubara hingga gas sungguh berlim pah. Belum lagi sungai-sungai dengan air derasnya yang tidak terhitung jumlahnya merupakan sumber energi murah yang belum termanfaatkan dengan maksimal.
Kini tinggal seayun selangkah antara PLN dengan pemerintah agar segera mengeluarkan negara ini dari krisis listrik. PLN dan pemerintah harus saling mengimbangi kecepatan. Kalau saat ini PLN di bawah Direktur Utama Dahlan Iskan larinya 100 km perjam, pemerintah juga harus bisa segitu. Paling tidak mendekati angka 100 itulah. Kalau pemerintahnya jauh tertinggal, alamat tidak akan berhasillah berbagai proyek-proyek PLN.
Kita mencontohkan pembangunan PLTU 2 x 100 MW di Tenayan Raya, Pekanbaru. PLN sudah menenderkannya kepada pihak ketiga untuk mengerjakannya dan kalau tidak ada aral melintang, akhir Agustus 2010 ini sudah tahu siapa pemenangnya. Kalau sudah tahu peme nangnya, tentu mereka akan langsung kerja.
Tapi satu kendala yang masih mencuat saat ini adalah terkait ganti rugi lahan pembangunan PLTU tersebut. Masih ada beberapa hektare lagi yang belum diganti rugi. Kalau ini tidak sesegera mungkin diselesaikan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru, alamat tersendatlah proyek PLTU tersebut.
Makanya, pemerintah daerah, kota atau pusat harus bisa berse gera sebagaimana PLN juga bisa bergerak sangat cepat menyikapi krisis listrik di negeri ini. Istilah biar lambat asal selamat semestinya sudah harus ditinggalkan. Seharusnya sekarang pakailah istilah biar cepat asal selamat.***
Total Tayangan Halaman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang
DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...
-
MUHAMMAD SAW bukan hanya seorang nabi dan rasul, tapi juga manusia agung. Teladan yang menjadi uswatun hasanah buat semua manusia. Disegani ...
-
KETIKA Allah SWT menakdirkan awak muncul ke dunia ini pada 28 November 1972 lalu, sang Amak dan Buya memberi nama Nazirman Suwirda. Namun ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar