Total Tayangan Halaman

Jumat, 02 Juli 2010

Pekanbaru Kotaku, Kotamu, Kota Kita

TAHNIAH buat Kota Pekanbaru yang baru saja berulang tahun yang ke-226 tanggal 23 Juni lalu. Kalaulah ada yang menyebut Pekanbaru tak berkembang, sangat patutlah orang tersebut diperiksakan kejiwaannya. Dari tahun ke tahun, Kota Pekanbaru berubah sangat luar biasa. Banyak orang dari luar kota yang setahun saja tidak ke Pekanbaru akan tercengang-cengang dengan perkembangan kota yang dijuluki Bertuah tersebut.
  Ada yang sebut Pekanbaru itu seperti kota yang disulap. Hari ini masih lahan kosong, besok sudah berdiri rumah toko alias Ruko. Tanah yang dulunya rawa dengan pameo tempat jin buang anak, tiba-tiba sudah berdiri pusat perbelanjaan dengan ribuan toko. Silap kalau ada orang yang bilang ini tidak luar biasa!
  Dari segi bisnis, majunya sebuah kota itu bisa diukur dengan kehadiran nama-nama terkenal dalam dunia retail dan perbankan. Bagaimana dengan Pekanbaru? Ya, kita bisa saksikan beberapa nama dalam bidang retail sudah hadir di kota ini. Sebut saja Hypermart, Giant, Lottemart (dulu Makro) dan Ramayana. Carrefour yang disebut-sebut sudah mau masuk ke Pekanbaru ternyata terkendala dengan tempat.
  Semua ini memperlihatkan besarnya potensi pasar di Pekanbaru. Orang dari luar selalu saja melihat Pekanbaru itu ibaratkan gula. Semuanya pada berebut untuk masuk demi butiran-butiran gula tersebut.
  Sekarang tinggal bagaimana Pekanbaru itu bisa menjadikan dirinya sebagai gula yang berkualitas tinggi. Putih bersih dan manis tentunya. Jangan menjadi gula yang kuning berkualitas jelek dan harganya juga jatuh.
  Maksudnya, Pekanbaru harus pandai-pandai jaga diri. Jangan terbuai dengan rayuan semut-semut yang hanya ingin menikmati manisnya gula. Setelah dapat gula, lalu semua-semut itu pergi meninggalkan kota ini. Seharusnya Pekanbaru harus bisa membuat para semut-semut membuat sarang barunya di kota ini. Apa yang mereka buat di kota ini juga untuk kota ini dan akan kembali pula ke kota ini. Bak istilah, Pekanbaru Kotaku, Kotamu, Kota Kita.***

Tidak ada komentar:

Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang

DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...