Total Tayangan Halaman

Selasa, 09 Juli 2019

Selalu Ada yang Baru di Siak


SALUT buat Kabupaten Siak. Pariwisata benar-benar sudah mendarah daging bagi pemimpin di kota istana ini. Ketika orang baru berpikir, Siak sudah melakukan. Setiap waktu, ada saja hal-hal baru yang muncul di Siak Sriindrapura. Setiap hari, kota ini makin menawan. Banyak fasilitas dilengkapi. Semuanya demi kenyamanan wisatawan.
      Terbaru, Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi meresmikan Gedung Daerah Sultan Syarif Kasim II. Gedungnya sangat wah. Inilah landmark baru di Siak Sriindrapura. Konsepnya, benar-benar memberi kesan baru buat para pendatang. Gaya arsitektur modern dan Melayu dipadu menjadi apik. Indah. Besar. Berkesan.
      Tidak bermaksud memuji, tapi inilah bukti kerja. Serius membangun demi memajukan daerah dan pariwisata. Tatanan kota yang hijau dan bersih, diperkaya bangunan indah menambah wisatawan makin tertarik dengan Siak Sriindrapura. Tahniah selalu buat Siak telah memberi contoh untuk yang lain di provinsi ini. Selalu berbuat untuk kemajuan Riau. Kita bisa!(*)

Senin, 08 Juli 2019

Pesta Durian

DURIAN. Banyak orang sangat mengenal buah yang satu ini. Dan banyak juga orang menyukainya. Lagi musim, buah ini diburu penikmatnya. Musim atau tidak, ternyata di Pekanbaru buah yang satu ini selalu ada. Salah satu daya tarik orang berkunjung ke Pekanbaru adalah makan durian.
     Destinasi wisata ini sudah ada sejak lama di Pekanbaru. Sayangnya, ini belum digarap maksimal menjadi iven pariwisata. Masih tataran tradisional. Ada penjual, datang pembeli. Makan durian dengan ketan. Selesai, bayar dan pergi. Tidak ada nuansa wisata yang terkonsep. Tidak ada penataan dan tidak ada iven.
     Sebagian besar durian-durian masuk dari kabupaten atau provinsi tetangga. Seperti saat ini lagi musim durian di Kampar dan Sumatera Barat. Namun, ada yang terbaru. Ternyata di Kota Pekanbaru ada agrowisata durian. Ini sangat menarik dikembangkan. Tinggal pengelolaan. Gelar iven pesta durian. Pasti menarik. Ayo, kita bisa.(*)

Rabu, 03 Juli 2019

Terkenal di Google


SEBERAPA terkenal dan seberapa sering dicari nama suatu daerah, secara teknologi dapat diketahui di mesin pencarian google. Saat ini, ketika kita mengetik kata Riau di google.co.id/search dalam waktu 0,72 detik, akan  ada sebanyak 62,5 juta kata Riau muncul. Untuk Pekanbaru sendiri, ada 44 juta. Di Sumatera, orang mencari kata Padang masih tinggi. Data tertanggal 13 Januari 2018, kata-kata Padang ditemukan sebanyak 210 juta. Sementara Medan di posisi 153 juta. Lampung 74,4 juta, Aceh 74,3 juta dan Batam 59,5 juta.
     Tentunya, kita berharap ke depannya, kata Riau akan lebih banyak dijumpai di dunia maya. Apalagi Pekanbaru, kita berharap bisa mengalahkan Padang yang sangat jauh tinggi. Paling tidak untuk kawasan Riau, Pekanbaru masih nomor satu. Ini bisa jadi efek sebagai ibukota provinsi. Kalau daerah, kata Siak masih di posisi nomor 1 terbanyak di Riau setelah Pekanbaru. Siang di angka 8,65 juta. Menyusul Dumai 8,56 juta, Kampar 7,630 juta dan Meranti 6,7 juta. Tentu saja, semua ini menjadi nilai lebih buat Riau. Apalagi dalam menjual pariwisata.(*)

Selasa, 02 Juli 2019

Pariwisata Makin Melaju


SATU dari delapan tren pemasaran Indonesia di 2018 adalah pariwisata. Dunia pariwisata menempati urutan teratas dari delapan tren pemasaran yang dirilis Indonesia Marketing Association (IMA). Tentunya, ini menjadi kabar gembira bagi kabupaten/kota di Riau yang selama ini sudah fokus ke sektor ini.
      Tren di pariwisata ini, tidak hanya keindahan alam. Wisata religi dan olahraga akan makin melaju. Semua ini akan berdampak pada sektor wisata kuliner dan bisnis cenderamata. Makanan khas lokal akan semakin diminati para wisatawan. Termasuk berbagai jenis kopi setempat seiring menjamurkan kedai-kedai kopi.
     Ini peluang yang harus kita raih. Pemerintah daerah harus semakin jeli memanfaatkan kondisi yang ada. Walau di tahun politik, tapi jangan lupakan pariwisata. Harus tetap saling dukung agar dunia pariwisata tidak terimbas negatif gara-gara perbedaan calon dan partai.(*)

Senin, 01 Juli 2019

Cuci Mata di Mal


LIBUR anak-anak sekolah, plus liburan kalender merah, mal di Kota Pekanbaru benar-benar penuh sesak. Belum lagi mal buka, lahan parkir sudah penuh. Macet di pintu masuk. Parkiran kendaraan pun meluber di luar mal. Memanfaatkan pekarangan milik orang lain. Ampun…ampun. Mal begitu jadi magnet di Pekanbaru saat ini.
     Ya, mal jadi destinasi pariwisata di Riau. Dari kabupaten kota, jika liburan, datang ke ibu kota provinsi. Menginap di hotel. Lalu cuci mata di mal. Tentunya, belanja jugalah. Atau sekedar mencicipi kuliner mal yang beragam.
     Kota Pekanbaru harus siap memberi laluan yang aman buat wisatawan lokal ini. Pasti terjadi penumpukan kendaraan di suatu wilayah. Jalanan macet. Akses ini harus jauh-jauh hari diamankan oleh pemerintah kota. Kalau tidak, jalanan di sekitar mal akan sembrawut. Wisatawan tidak nyaman.(*)

Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang

DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...