KETIKA Ponari mendapatkan batu petir yang katanya bisa menyembuhkan orang sakit, ribuan orang berbondong-bondong mendatangi rumah orang tua Ponari. Mereka rela mati-matian, demi celupan batu ajaib. Padahal, tidak banyak orang yang menyaksikan asal muasal batu Ponari tersebut. Namun banyak orang percaya itu batu ajaib dan bisa menyembuhkan.
Tapi ketika Allah menampakkan keajaibannya secara nyata, tidak banyak orang menyukainya. Mereka hanya tertegun dengan keajaiban itu, tapi tidak mengakui semua itu keajaiban dari Allah. Lihatlah, ketika 1 juta meter kubik air Situ Gintung menghantam ratusan rumah. Hanya satu bangunan buatan manusia yang kokoh berdiri 50 meter dari bibir Situ Gintung, yakni Masjid Jabalur Rahman.
Allah memperlihatkan sebuah keajaibannya, di tengah kemurkaannya. Sebuah tarbiyah didedahkan Allah SWT di tengah kisah pilu umat manusia. Banyak sudah peristiwa besar yang membuat kulit bumi berkecai, dan banyak pula rumah Allah itu tegap berdiri. Saat tsunami Aceh, kenyataan ini sudah pula dinampakkan Allah. Tapi mengapa hati umat masih membatu? Masjid terkadang dibiarkan sepi...sunyi...senyap.
Sudah pasti, masjid-masjid yang tetap kokoh dihantam tsunami adalah masjid yang makmur dan hidup amalannya. Masjid atau musala itu tak pernah sepi dari suara aminan jamaah ketika imam selesai membaca Al Fatihah. Tak pernah sunyi dari lantunan ayat-ayat suci Alquran. Tak pernah senyap dari pengajian-pengajian.
Tapi ketika Allah menampakkan keajaibannya secara nyata, tidak banyak orang menyukainya. Mereka hanya tertegun dengan keajaiban itu, tapi tidak mengakui semua itu keajaiban dari Allah. Lihatlah, ketika 1 juta meter kubik air Situ Gintung menghantam ratusan rumah. Hanya satu bangunan buatan manusia yang kokoh berdiri 50 meter dari bibir Situ Gintung, yakni Masjid Jabalur Rahman.
Allah memperlihatkan sebuah keajaibannya, di tengah kemurkaannya. Sebuah tarbiyah didedahkan Allah SWT di tengah kisah pilu umat manusia. Banyak sudah peristiwa besar yang membuat kulit bumi berkecai, dan banyak pula rumah Allah itu tegap berdiri. Saat tsunami Aceh, kenyataan ini sudah pula dinampakkan Allah. Tapi mengapa hati umat masih membatu? Masjid terkadang dibiarkan sepi...sunyi...senyap.
Sudah pasti, masjid-masjid yang tetap kokoh dihantam tsunami adalah masjid yang makmur dan hidup amalannya. Masjid atau musala itu tak pernah sepi dari suara aminan jamaah ketika imam selesai membaca Al Fatihah. Tak pernah sunyi dari lantunan ayat-ayat suci Alquran. Tak pernah senyap dari pengajian-pengajian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar