Total Tayangan Halaman
Rabu, 04 Juni 2008
Jurus Landak, Monyet atau Gaya Sodok
Bisnis ''Good to Great'' ala Tung Desem Waringin
Mengikuti seminar yang penceramahnya sang motivator terkenal Tung Desem Waringin sangat jarang orang akan mengantuk. Walau dalam ruangan bertemperatur dingin sekalipun, hampir semua peserta seminar matanya melek mengikuti gerak-gerak sang motivator yang terkenal dengan kata-kata ''Dahsyat'' ini.
Catatan Mhd Nazir Fahmi
RUANGAN pertemuan Hotel Pangeran yang masih baru dengan air conditioner (AC) cukup dingin, ternyata tak membuat ratusan peserta seminar yang diadakan salah satu operator telekomunikasi seluler loyo dan tak bersemangat. Sebaliknya, ratusan peserta terlihat bersemangat dan sering tertawa lepas.
Itulah yang terjadi Selasa (3/6) saat Tung Desem Waringin membawakan tema seminar Good to Great. Tung Desem Waringin dengan kocak dan penuh guyon mendedahkan tujuh kriteria bisnis Good to Great.
Sebelum memulai penyampaian materi, Tung mengajak para peserta tampil lebih plong dan semangat. Kepada seluruh peserta disuruh teriak, bertepuk tangan, lompat-lompat sepuasnya. Tujuannya untuk merangsang sel-sel otak agar bekerja lebih maksimal.
Menurut Tung, sebuah bisnis kalau ingin maju harus memiliki pola atau bisnis model. Tung membeberkan tiga bisnis model General Electrik ala Jack Welch. Yang pertama, Jack menerapkan bisnis yang digelutinya harus menjadi pemimpin pasar nomor satu atau nomor dua. Kedua, pemasukan di atas rata-rata minimum 19 persen ROI pemegang saham dan ketiga, keunggulah bersaing yang jelas serta punya nilai tambah.
Untuk bisa lebih maju, kata Tung, ada tujuh kriteria bisnis Good to Great. Pertama, strong fasilitate leader. Di sini leader atau pemimpin harus bisa dan jago dalam memfasilitasi berbagai pihak demi kemajuan bisnis yang digeluti.
Kedua, harus memilih orang yang tepat. Menurut Tung, orang yang tepat itu ciri-cirinya tidak perlu dimotivasi dan butuh pengereman. Orang dibayar harus berdasarkan produktifitas, bukan dengan lembur. ''Saya menerapkan ini di perusahaan. Karyawan harus pulang tepat waktu, tidak ada istilah lembur. Kalau jam pulangnya telat, saya akan denda,'' kata Tung dengan ketawaannya yang khas.
Karyawan yang baik, kata Tung, harus dibina agar menjadi dahsyat. Kalau tak baik harus dibinasakan, jangan biarkan jadi sampah di perusahaan. Kalau dibiarkan, karyawan model ini akan menggerogoti yang lain. Jadi kanker dan akan membunuh.
''Karyawan seperti ini sering bergaya monyet atau sodok. Kalau gaya monyet, ke atas dia menjilat, tapi pantatnya ke muka bawahannya. Kalau gaya sodok, ke atasannya dia menjilat, tangannya menyikut, dan kakinya menghantam orang lain. Orang seperti ini banyak di perusahaan dan harus dibinasakan,'' katanya.
Kriteria ketiga, jelas Tung, pelaku bisnis harus menatap kenyataan tanpa hilang keyakinan. Sebuah usaha harus dengan marketing yang baik dan ditunjang riset. Yang harus dikembangkan itu adalah positiv thinking, bukan optimis.
Keempat, pakai jurus landak. Landak itu lebih kecil dari srigala, tapi srigala tak pernah menang melawan landak. Sebuah bisnis sebelum dijalankan harus ada publisitas dan harus satu jurus agar lebih cepat dan tepat.
Kelima, budaya disiplin. Keenam, menggunakan teknologi sebagai percepatan. Menurut Tung, dalam memilih teknologi carilah yang paling membantu bisnis, bukan yang paling mutakhir, hebat atau embel-embel lainnya. ''Lalu yang ketujuh harus berani menciptakan momentum. Berani take actions,'' jelasnya.(*)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Desa Wisata versus Sate Danguang Danguang
DINGINNYA Lembah Harau, terusir oleh setongkol jagung bakar. Sebungkus sate, terhidang. Aromanya mengelitik perut. “Ini sate danguang dangua...
-
MUHAMMAD SAW bukan hanya seorang nabi dan rasul, tapi juga manusia agung. Teladan yang menjadi uswatun hasanah buat semua manusia. Disegani ...
-
KETIKA Allah SWT menakdirkan awak muncul ke dunia ini pada 28 November 1972 lalu, sang Amak dan Buya memberi nama Nazirman Suwirda. Namun ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar